Friendly Ears
Dalam perjalanan ke cibubur 2 minggu yang lalu, di dalem bis aku duduk(paling depan di sebelah sopir) bersebelahan dengan seorang wanita. Pertamanya aku sih cuek gitu, tapi waktu bis mulai bergerak, mbak di sampingku ini tiba2 nangis walaupun nggak ada suaranya. Karena takut kalo dia sakit or kena apa gitu, aku langsung nanya ada apa.
Lalu dia cerita bahwa dia baru saja putus cinta..(pasti deh...hmmm). Tanpa bermaksud apa2, aku cuma bisa bilang untuk sabar& tabah plus banyak doa(klise banget ya). Awalnya dia cuma diem dan mencoba tersenyum, tapi akhirnya dia bercerita;
Dia pacaran dengan seorang laki2, setelah bercerai dari suaminya. Mereka berdua berencana menikah di bulan Januari ini, tapi pada pertengahan bulan Januari ini dia barusan memergoki calon suaminya berselingkuh dengan teman sekantornya.
"Harusnya saya tidak jatuh cinta lagi kan, mbak?
Setelah itu dia langsung menangis lagi, and i'm spechless coz i really don't know what to say.
Sebenarnya aku pengin bilang sesuatu kepadanya, banyak malah. Tapi gimana ya...kalo orang baru putus cinta/mengalami kesedihan yg hebat, biasanya dia sangat membutuhkan 'friendly ears' rather than 'friendly mouth', right?
Kadang dengan mendengarkan dan membiarkan orang lain mengungkapkan what they felt, be their self, it helps more than we thought.. Sementara utk diriku sendiri, selain semua hal itu, aku nggak ingin made the wrong word at the wrong situation.
So friends, to whom who already said;
"why you're always so quite when i 'curhat'?"
Sungguh, i didn't mean to do that. Karena aku cuma tidak ingin ngasih suggestion yg salah aja, dan setelah ev'thing is calm, i will give my best advices if you asked. Dan percaya deh, kadang kita sudah punya jawaban untuk semua permasalahan kita sendiri, asala kita selalu dekat dengan-Nya.
4 Comments:
Ratih, makasih ya dah mampir.. Duh, aku seneng baca blog kamu, isinya bagus2..
Aku link balik ya..
Ck... sedih banget bacanya. Perpisahan sama orang tercinta emang selalu bikin haru biru. Mudah2an Mbak di bis itu segera keluar dari jurang kesedihan.
Ratih.. pa kabar? masih sedih gak? jangan lama2 sedihnya yaaaaaaa...
mbak tina, aku nggak sedih kok, cuma kacian sm mbak itu....he..he..he..
mbak tina,sorry again for making the wrong comment in your blog, komputer-ku error bgt niy
Post a Comment
<< Home